6 Agustus 2011

10 Days Love

Hai, namaku Lily. Aku mau menceritakan tentang perasaan pada teman-teman.

Dua Minggu yang lalu, aku yang sedang tidak mempunyai pekerjaan mencoba untuk bekerja dengan suatu perusahaan di sebuah event pameran yang diselenggarakan di suatu tempat di Jakarta. Event itu terbuka untuk 10 hari. Aku menjadi staff yang menjaga kebersihan mobil-mobil yang dipajang di pameran itu. Kami yang terbentuk menjadi sebuah tim besar dibagi lagi menjadi tim kecil untuk masing-masing merk. setiap merk mobil ada yang berjumlah 4 sampai 6 orang.


2 hari sebelum pameran, kami yang berjumlah 22 orang mengikuti pelatihan terlebih dahulu. Disana aku menemui beberapa orang yang unik. jumlah kami juga sangat pas. 11 orang wanita dan 11 orang pria. Awalnya aku merasa sangat biasa-biasa saja. Karena kupikir, mereka jauh lebih muda dariku, tentunya aku tidak mungkin bisa jatuh hati pada mereka dan memutuskan untuk tidak terlalu dekat. Toh, sekiranya bekerja hanya dalam 10 hari harusnya tidak mungkin sedekat itu. Tapi ternyata aku salah.

Bermula dari hari kedua pelatihan kami survey ke tempat-tempat dimana kami bekerja esok harinya. Aku menemukan sisi lain dari seorang anak laki-laki yang usianya 2 tahun dibawahku. Namanya adalah Ronald. Dia baik, aku merasa nyaman dengannya, dia juga lucu. Tapi masalahnya, seiring berjalannya waktu aku merasa sangat jauh dengannya. Aku merasa tidak cocok dan aku mulai menjauh kembali. Hanya sekedar bercanda maupun daling sapa ataupun berpamitan itu sudah cukup pikirku.

Hari berjalan dan terus berjalan, tanpa sadar aku memperhatikan seorang anak laki-laki lainnya. Mataku tidak dapat lepas daripadanya. Bagai bunga matahari yang selalu mengikuti arah maatahari. Ku memperhatikannya, dia dekat dengan seorang gadis di tim kami. Dia baik. Aku yang sedang sendiri alias jomblo pun ingin mendekatinya. Kupikir pasti senang bisa berteman dengannya. Karena anak gadis lainnya juga sepertinya suka bercanda dengannya terutama gadis yang bernama Angeline itu.

Akupun mengikuti apa yang dilakukan oleh Angeline saat bercnda dengan anak laki-laki itu yang bernama Christian. Memang benar, setelah aku bercanda dengannya lama kelamaan aku dekat dengannya. Aku mulai curhat dengan orang itu mengenai kehidupanku sebelumnya dengan pacar-pacarku yang dulu. Dia marah, aku sangat senang sekali. Terlihat dia sangat menghargai keberadaan wanita. Dan aku juga yakin amat yakin sekali. Dia tidak seperti pacar-pacarku yang dulu yang suka mempermainkan wanita. Dia berbeda, sangat berbeda. Enam hari sebelum kerja kami berakhir, kami mulai benar-benar dekat.

Dia memperhatikan aku, memanjakan aku, meminjami aku bahu untuk melepas lelah, meminjamkan aku telinga untuk mendengar segala keluh kesahku, dan sangat sabar menghadapi aku yang memang kekanakan ini. Aku sempat berpikir untuk tidak boleh jatuh cinta padanya. Sebab aku yakin perbedaan usia yang cukup jauh, pasti membuat dia menolakku. Lumayan cukup jauh perbedaan usia kami, dia 4 tahun dibawahku.

Tapi hari demi hari telah berlalu, dia semakin sering merangkulku, mengelus kepalaku, dan bercerita banyak padaku. Membuatku semakin nyaman dan semakin tidak ingin melepaskan dia dari pandanganku. Aku benar-benar sudah jatuh cinta padanya. Tapi memang sudah takdir yang harus aku jalani. Aku memang orang yang ditolak olehnya. Tersenyum sakit.

Pedih hati ini sungguh pedih. Tapi dia masih belum menjawab dengan kata "tidak" dia pernah bilang "aku sayang sama kamu, tapi waktu perkenalan kita terlalu singkat jadi aku tidak tahu bagaimana perasaan aku sebenarnya padamu. Aku tidak mau menyakiti kamu kalau nantinya ternyata aku tidak bisa menyukaimu." itulah kata-kata yang dia ucapkan. Sehingga aku merasa masih bisa mempunyai kesempatan di lain waktu. Maka, aku berusaha dan selalu berusaha menarik perhatiannya.

Sayang dikata sayang, tapi entah karena bukan jodoh ataupun memang Tuhan belum mengijinkan, pada akhirnya kemarin setelah lewat 5 hari akhir kerja kita, aku ditolak dengan kata "tidak". Tak kuasa aku menahan, aku ingin sekali menyakiti diriku sendiri ini. Aku sudah mengira ini akan terjadi, tapi entah mengapa aku terus bersikap bodoh membohongi diriku sendiri. Kukira Usia bukanlah faktor penting sehingga aku pun masih mempunyai harapan. Tapi ternyata Kenyataan berkata lain. Aku tetap tidak bisa memiliki hatinya.

Keadaanku sekarang melemah. Berkata jujur pun akutak kuasa. Aku hanya ingin dia bahagia. Sebab disaat dia tersenyum itu mengingatkanku pada almarhum calon tunanganku yang sedang memberikanku semangat. Tapi disaat dia sedih, aku akan lebih sakit lagi.

Kalau mengingat pengalamanku ini aku akan sangat sedih. Aku merasa tiada berguna hidup. Tiada lagi pria yang baik, menghargai wanita dan setia yang akan mencari diriku. Aku adalah sampah sekarang, itu pikirku. Tapi dia tetap tidak membuangku meski menolak cintaku. Aku hanya dapat berharap sekarang, suatu saat mujizat akan menjadi nyata dan muncul didepan mataku menjawab segala pertanyaanku. 'untuk apakah aku hidup didunia ini?'

Terima kasih Christian, semoga kamu mendapatkan wanita yang lebih pantas untuk dicintai daripada aku yang hanya bisa mencintai tanpa bisa memilikinya. Aku hanya bisa berdoa untuk kebahagiaanmu. Aku akan selalu berada disini membukakan jalan dan membuka lenganku untuk selalu mnerimamu disaat kau sedang menghadapi kesulitan, disaat kamuh bersedih, disaat kamuh sedang kehilangan arah maupun disaat kau merasa kesepian. Aku akan tetap selalu ada disini.
Meski hati ini terasa pedih melihat kau akan bahagia bersama dengan orang lain, tapi hati ku akan lebih pedih lagi bila membayangkan kau memaksakan dirimu mencintaiku padahal kenyataannya tidak. Meski pedih menyayat hati saat aku menghapuskan air matamu, tapi akan lebih pedih lagi jika aku yang menyakiti dirimu.

Sesungguhnya hati ini tidak akan berpaling, meski ada orang yang akan mengisi tempatmu disini, disisiku, aku akan tetap lebih mencintaimu. Sebab engkaulah yang mengajariku mencintai diri sendiri. Engkaulah yang membuat aku mengerti artinya cinta yang tulus. Dan bukan karena Nafsu, kekayaan. Bersamamulah aku dapat menjadi diriku sendiri tanpa harus berpura-pura.

Aku ingin menjadi diriku sendiri, aku ingin selalu bersamamu, meski di akhir hayatku. Sekarang umutku lebih tua darimu, kita takkan pernah tahu berapa panjang umur manusia di dunia ini. Karena semua Tuhan yang mengatur. Permintaanku hanya satu. Bilamana aku yang pergi lebih dulu, janganlah pernah engkau menangisi kepergianku. Aku akan menunggu dan menjagamu selalu meski kita sudah berbeda alam. Tapi, sekiranya engkau lebih dulu pergi. Sudikah engkau menungguku di alam sana?

Karena aku tidak dapat bersamamu selalu, apakah harus aku tidak pernah bersamamu untuk selama-lamanya? Terima kasih Christian, terima kasih Tuhan.

...............................................The End.......................................................

0 comment(s):

Posting Komentar